Telah kita ketahui bersama 3 pokok manhaj salaf pada
edisi yang lalu, pada edisi kali ini kami sajikan satu pokok lagi yaitu :
4. Manhaj salaf sangat mementingkan
perkara tauhid yaitu mengesakan Allah dalam ibadah serta memberantas
kesyirikan dari muka bumi ini, karena Allah menciptakan manusia hanya untuk
beribadah kepadanya. Allah berfirman :
"Tidaklah Aku (ALLAH) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepadaKu" (Ad Dzariyat : 56)
Ibnu Abbas berkata : "Semua lafadz" artinya mentauhidkan
Allah (Hasyiyah Usuluts Tsalasah:22).
Tauhid adalah perintah Allah yang paling Agung dan
Syirik adalah perkara yang paling dilarang oleh Allah Ta'ala, sehingga Allah
berfirman yang artinya :
"Sembahlah (Tauhidkanlah) Allah dan janganlah
engkau berbuat syirik"(An Nisa 36)
Dijelaskan oleh para Ulama' bahwa Tauhid ada tiga
macam, yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid
Asma wa Shifat.
Tauhid Rububiyah
adalah meyakini atau mengakui bahwa Allah Pengatur dan Pencipta. Tauhid
ini diyakini oleh orang kafir sekalipun, namun pengakuan mereka tidak
memasukan mereka ke dalam Islam. Allah berfirman :
"Jika engkau tanya mereka siapa yang
menciptakan mereka, mereka akan menjawab Allah," (Ad Zuhruf
87)
Orang Komunis Atheis masa kini yang mengingkari
wujud Allah lebih kafir dari orang -orang musyrik jaman jahiliyah.
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah
dalam berbagai macam ibadah, seperti Do'a, Isti'anah (minta tolong),
thawaf, menyembelih, dan lainya. Tauhid inilah yang diingkari oleh
orang-orang kafir dan orang-orang musyrik. Allah mengutus rasulnya untuk
menegakkan Tauhid ini, inilah dakwah seluruh Rasul. Allah berfirman:"Tidaklah
aku utus seorang Rasulpun sebelum engkau kecuali Aku wahyukan kepadanya
bahwa tidak ada sesembahan yang Hak kecuali Aku(ALLAH), maka beribadahlah
kepadaKu (saja)"(Al Anbiya:92)
Tauhid Asma wa Sifat adalah mengimani semua
nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Qur'an dan hadist
yang Shahih secara haqiqi tanpa Takyif, Tafwid,Tamtsil,ta'thil
dan Ta'wil." (tanpa menakwil, memisalkan, menolak, menanyakan
hakekatnya, menyamakan dengan makhluq, lihat buku Aqidah Ahlu Sunnah Wal
Jamaah, karya Muhammad Sholih Utsaimin)) misalnya menyakini bahwa Allah
berada diatas Arsy-nya (Istiwa') berdasarkan ayat Allah yang artinya "Ar
Rahman (Allah) berada di atas ArsNya ". (Arrahmanu 'alal arsyi istawa').
Dalam menafsirkan ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah
harus ditafsirkan sesuai dengan penafsiran Salaf, seperti ayat diatas
ditafsirkan oleh seseorang Tabi'in dengan Al 'ulu wa Tafa'a (diatas dan
tertinggi) sesuai dengan kemuliaan Nya.(lihat kitab Aqidah Wasitiyah ).
Nama-nama Allah tidak terbatas hanya 99, dan
sifat-sifat Allah tidak boleh dibatasi dengan 13 atau 20 saja. Karena hal ini
tidak ada nashnya (dari Quran atau Hadist) dan tidak pula dikatakan
oleh Shahabat dan Tabiin, maka pembatasan sifat-sifat ini adalah merupakan
perbuatan bid'ah yang sesat.
Wallahu A'lam.
halaman
muka
edisi selanjutnya