untuk informasi
YAYASAN ISLAM RIYADHUL JANNAH
8-9
Juni 2000
|
Hingga
hari ini tanggal 8 Juni 2000, harapan tokoh Muslim tersebut bukannya mendapat
reaksi positif dari aparat namun malah mendapatkan tindakan yang bertentangan
dengan keinginan ummat Islam, yakni aparat justru meblokade jalan menuju Balai
Kota Ambon. "Ini apa-apaan, aparat bukannya menangkap dan mencari pelaku
penyerangan Balai Kota, tetapi malah menghadang kaum Muslimin yang ingin menuntut
dan meminta walikota Ambon Chris Tanasale mempertanggung-jawabkannya"
kata warga setempat yang tidak ingin disebut namanya. Sebab menurut mereka,
sistem pengamanan balai kota saat itu tidak ada sama sekali, karena polisi
yang selama ini menjaga kantor tersebut sudah ditarik oleh Walikota dan tidak
ada penggantinya.
Selain itu, tindakan Chris Tanasale tersebut juga tidak dikoordinasikan dengan
aparat yang lainnya. Bahkan terkesan disengaja untuk memberi kebebasan perusuh
Kristen masuk di kantor dan melakukan penyerangan. "Ini adalah kesengajaan
dari Walikota," kata beberapa warga sebagai bukti yang lain, lanjut mereka,
kawasan perusuh Kristen mengobrak-abrik kantor tersebut, Sabtu (3/6). "Sudah
diobrak-abrik, kenapa tidak ada tindakan penjagaan", tandas sebagian
warga Muslim. Penilaian warga terhadap langkah dan kebijakan Chris Tanasela
tersebut, ternyata bukan penilaian sepihak, kerena penilaian serupa juga disampaikan
oleh Pangdam XVI Pattimura Max Tamaela yang selama ini selalu menyudutkan
ummat Islam dan Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah.
"Selama ini yang menjaga kantor-kantor semacam itukan dari Polisi, dan
kenapa walikota tidak memberitahukan kalau Polisi yang bertugas sudah ditarik
dari Balai Kota", kata Tamaela. Akibat kejadian tersebut, sejak pukul
11.00 WIT hingga menjelang petang, situasi kota Ambon memanas, karena adanya
konsentrasi massa di berbagai titik, bahkan sekitar pukul 11.50 WIT terjadi
ledakan bom di pusat kota Ambon. Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via
fax dari Ambon (Ek).
10-11
Juni 2000
|
Kehadiran Laskar Jihad Ahlus Sunnah
wal Jamaah di bumi Ambon, yang sudah berjalan selama satu bulan lebih, ternyata
dengan izin Allah dapat membidani terciptanya suasana yang membaik. Memang
inilah tujuan utama kehadiran Laskar Jihad Ahlus Sunnah di Maluku dan sekitarnya.
Hingga hari penyusunan Laporan Khusus ini, tanggal 10 - 12 Juni 2000, Muslimin
Maluku sangat mendukung kehadiran Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di Maluku.
Harapan warga yang daerahnya dilanda pergolakan sejak 19 Januari 1999 memang
suatu hal yang wajar. Sejak dimulainya ajakan perang oleh kaum Nasrani RMS
hingga saat ini, masyarakat mengalami kekacauan dalam segala bidang. Masyarakat
yang mencita-citakan terciptanya situasi dan kondisi yang seimbang dan serasi,
mengalami kehancuran mental dan fisik. Apa yang telah diperjuangkan selama
menempuh kehidupan ini, berubah menjadi satu kata yang disepakati, yakni balas
dendam.
Telah sebulan lebih Laskar Jihad menetap di kota Seribu Pulau ini, terus menyapa
Muslimin dengan ajakan dan nasehat keagamaan. Laskar Jihad hadir untuk membimbing
mereka menuju kedamaian, kesejahteraan yang dibangun di atas semangat Islam.
Berbagai kegiatan da'wah, sosial dan pembinaan kesehatan masyarakat dilakukan
guna merehabilitasi dan mengarahkan masyarakat Muslim yang berada pada tingkat
kesengsaraan yang paling rendah. Gayung-pun bersambut, masyarakat berharap
besar dengan kehadiran Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah.
Mengingat keterbatasan dari Laskar Jihad yang ditempatkan, maka pelaksanaan
kegiatan dakwah, peduli kesehatan dan kemasyarakatan hanya di beberapa tempat,
antara lain sebagai berikut :
1.Desa Laha
Desa Laha terletak di kecamatan Baguala, sebelah selatan kota Ambon. Sarana
transportasi menuju desa Laha selama masa pemberontakan RMS hanya melalui
jalur laut menggunakan Speed Boat. Waktu tempuh dari kota Ambon menuju desa
Laha sekitar waktu 25 menit menggunakan jalur darat dilanjutkan dengan Speed
Boat. Hal ini disebabkan RMS yang berada di desa Passo sengaja memblokade
jalur darat Muslimin menuju desa Laha.
Desa ini memiliki terjepit diantara desa RMS yakni Hatu dan Tawiri. Atas pertolongan
Allah jua-lah, desa Laha tetap dapat dipertahankan dari rongrongan RMS. Lokasi
yang sangat rawan penyerangan pemberontak RMS inilah, sehingga desa Laha dipilih
sebagai basis Muslimin. Desa Laha dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang disebut
Raja, bernama Franky Mewar. "Kami sangat mendukung akan kedatangan Laskar
Jihad di desa kami" tegasnya. Selama Laskar Jihad menetap di Laha, kaum
RMS telah menyerang Muslimin secara besar-besaran sebanyak 2 kali.
Kedatangan Laskar Jihad yang memang sudah dielu-elukan semenjak masih berada
di Jawa, sehingga sebagian warga Laha serta-merta mengangkat Laskar Jihad
sebagai anak angkatnya. Subhanallah.
- Bidang Da'wah, Laskar Jihad berusaha menghidupkan kembali
masjid-masjid yang sudah ditinggalkan jamaahnya. Laskar Jihad mengadakan kajian
rutin tiap ba'da Maghrib dan Subuh, yang diikuti berbagai kalangan ummat Muslim
dengan antusias.
Khusus bagi remaja Muslim seusia SMP dan SMA, diadakan kajian setiap hari
Jum'at, dengan peserta lebih dari 50 orang. Walhasil, ummat Islam menghidupkan
masjid-masjid dengan sholat jamaah kembali. Bagi anak-anak usia belajar 4-6
tahun, dididik di Taman Pendidikan Al Qur'an, dengan peserta sejumlah 200
anak Muslim.
- Bidang Sosial Kemasyarakatan, Laskar Jihad mengadakan gotong-royong
memperbaiki masjid, pos penjagaan, membersihkan jalan dan mendidik anak-anak
putus sekolah. Laskar Jihad yang lebih tepat dikatakan Relawan Ahlu Sunnah
berperan juga sebagai tenaga pengajar untuk anak-anak tingkat sekolah dasar
dan menengah, baik yang Negeri maupun Swasta.
- Bidang Kesehatan, tim medis Laskar Jihad menempatkan 7
dokter/perawat kesehatan yang memberikan pelayanan pengobatan cuma-cuma kepada
masyarakat. Pengobatan yang dilaksanakan meliputi rawat inap dan rawat jalan.
Masyarakat yang menjalani rawat inap, dilayani di poliklinik umum yang didirikan
oleh dokter-dokter muda Laskar Jihad. Adapun kendala minimnya persediaan obat,
terus membayangi poliklinik darurat ini. Hingga saat ini, penyakit yang kerap
sekali menjangkiti masyarakat diantaranya penyakit muntaber, tetanus. Sudah
tercatat sejumlah 5 anak desa Laha terserang penyakit muntaber ini.
2. Desa Kota Jawa
Desa Kota Jawa juga terletak di sebelah utara kota Ambon. Desa ini
tidak jauh berbeda keadaan alamnya dengan desa Laha. Keterbatasan jalur transportasi
dikarenakan diblokir oleh RMS Kristen, sehingga dipakailah jalur alternatif
melalui laut. Naas, dalam beberapa waktu sebelum Laskar Jihad hadir di kota
Ambon, RMS juga memblokade jalur transportasi laut. Bahkan akibat tindakan
Moslem Cleansing sebagai upaya mendapatkan wilayah bagi RMS, desa Kota Jawa
RT II diratakan dengan tanah. Kondisi ini diperparah dengan eksodusnya sebagian
warga Muslim dari desa Kota Jawa ini.
Menurut pengakuan warga desa tersebut, Muslimin di desa ini sangat mengharapkan
kedatangan laskar jihad di daerahnya sejak lama karena mereka merasa khawatir
terhadap keamanan dan kelanjutan pendidikan kader Muslim dalam soal agama.
Desa ini memang dikelilingi oleh desa Obet (RMS Kristen, red) yang memiliki
aset agamis yakni memiliki pondok pesantren Al-Khairat, satu-satunya pesantren
Muslimin di kota Ambon. Akibat terror para Nasrani RMS ini, Ponpes ini ditinggalkan
santri dan pembinanya. "Kami mengharap Laskar Jihad agar tinggal di sini
selamanya dan menghidupkan kembali pesantren yang sudah kosong ini" ujar
bapak Muhammad, tokoh masyarakat Muslim setempat.
- Bidang da'wah, Laskar Jihad melakukan kegiatan da'wah kepada
jamaah masjid secara rutin serta menghidupkan kembali pesantren Al-Khairat
yang telah lebih dari 1 tahun terlantar. Hingga saat ini sudah banyak dari
kalangan remaja yang mendatangi masjid untuk belajar agama Islam kembali.
- Bidang kesehatan, Mendirikan posko-posko kesehatan dan
memberikan pelayanan kesehatan cuma-cuma. Pasien yang berdatangan dari berbagai
unsur masyarakat, selain warga setempat, aparat dari TNI/Polri yang bertugas
di sekitar desa ini juga turut mendapatkan layanan gratis ini.
- Bidang kemasyarakatan, di desa yang tercabik-cabik selama
kerusuhan yang dilancarkan RMS Kristen, perlu diadakan renovasi masjid, membersihkan
lokasi pesantren dan dibentuknya kembali Siskamling guna mengantisipasi serangan
RMS lagi.
3. Desa Air Salobar
Wilayah desa Air Salobar yang berada di sebelah tenggara kota Ambon tersebut
saat ini berada dalam posisi yang sangat rawan dari serangan RMS. Disamping
letaknya yang di pinggir kota dan letak geografisnya yang berada di tanah
yang landai, menyulitkan untuk keluar dari desa ini. Desa yang berpenduduk
750 orang tersebut, hanya dapat ditempuh menggunakan jalur laut dengan speed
boat yang tersedia hanya dua buah.
- Bidang Da'wah, Laskar Jihad yang dipimpin ustadz Afifuddin,
melaksanakan kajian rutin di tiga masjid setempat. Kegiatan yang dilaksanakan
seusai sholat Subuh dan Magrib, diadakan pengajian ibu-ibu dan remaja, untuk
meningkatkan keimanan kaum muslimin. Bahkan telah diterbitkan bulletin dakwah
sebanyak 3 edisi dan sedang dirintis SD Alternatif dan TPA.
- Bidang Kesehatan, tim kesehatan memberikan pengobatan gratis
dari segala umur selama 24 jam ini, diketuai oleh M. Faiq, S.Ked. Selain itu,
diusahakan pendirian poliklinik dan penyuluhan kesehatan yang terus dilakukan.
Sebab Puskesmas sebagai sarana umum masyarakat hingga kini masih dikuasai
RMS Kristen.
- Bidang Kemasyarakatan, Laskar Jihad memprakarsai terbentuknya
Siskamling di desa setempat. Juga dibentuk jadual kerja bakti bersama masyarakat
untuk membersihkan jalan jalan yang licin (6/6) yang lalu, perbaikan 3 rumah
penduduk (8/6). Disamping itu diadakan pertemuan dan dialog interaktif dengan
tokoh-tokoh masyarakat untuk mencari jalan terbaik bagi kelangsungan umat
Islam di Desa Air Salobar.
4. Desa Talake
Letak Desa Talake berada di pinggir kota Ambon, yang setiap saat dihinggapi
kekhawatiran akan serangan RMS Kristen.
- Bidang Dakwah, sama halnya seperti desa Diponegoro dan
Batu Merah, desa ini dihimpit oleh beberapa desa pro RMS Kristen. Maka Laskar
Jihad yang turut membantu berlangsungnya keamanan di wilayah ini, sering berjaga-jaga
di Jalur Gaza yang merupakan perbatasan dengan desa Kristen. Selain itu, kebekuan
agama yang selama ini dirasakan, dapat dicairkan dengan kajian yang diadakan
oleh ustadz dari Laskar Jihad ini.
- Bidang Kemasyarakatan, seperti daerah kunjungan Laskar
Jihad lainnya, kajian rutin setiap ba'da sholat Magrhib dan Subuh, serta ajang
diskusi agama kerap dilaksanakan di desa Talake ini. Disamping itu didirikan
TPA sebagai sarana pendidikan bagi putra-putra Muslimin setempat. Juga terus
diupayakan pelayanan kesehatan dengan pengobatan gratis untuk berbagai komponen
masyarakat.
5. Desa Diponegoro
Letak desa Diponegoro yang diapit oleh beberapa perkampungan Islam saat ini
yang masih berada di tengah-tengah kota, sekaligus dikelilingi oleh perkampungan
Kristen. Akibatnya, untuk memasuki daerah tersebut, maka terlebih dahulu harus
melalui wilayah Nasrani RMS. Biasanya kaum Nasrani RMS selalu memblokir jalan
yang menuju desa Diponegoro ini. Laskar Jihad baru ditempatkan di desa Diponegoro
ini pada tanggal 4 Juni 2000 yang lalu.
- Bidang Dakwah, sama halnya seperti desa Talake dan Batu
Merah, maka Laskar Jihad yang turut membantu terciptannya keamanan di wilayah
ini. Selain itu, bebearapa kali diadakan kajian Islam yang diadakan oleh ustadz
dari Laskar Jihad ini.
- Bidang Kemasyarakatan, Laskar Jihad beserta aparat menjalin
hubungan dalam upaya meningkatkan keamanan wilayah desa ini.
6. Batu Merah Dalam
Batu Merah Dalam termasuk dalam wilayah kota Ambon. Kerugian Muslimin terbesar
yang ditimbulkan akibat makar RMS dialami di desa ini. Telah mencapai puluhan
hingga ratusan rumah penduduk telah dihancurkan oleh kaum kafir RMS. Sehingga
penduduk yang semula jumlahnya ribuan, saat ini tinggal beberapa kepala keluarga
saja, dikarenakan mengungsi ke luar Ambon.
- Bidang Dakwah, Laskar Jihad memfokuskan diri untuk membantu
masyarakat, dalam bentuk kerja bakti untuk memperbaiki rumah dan masjid, serta
penjagaan terhadap perbatasan. Lokasi Batu Merah yang berada di lembah ini,
sangat rawan dari gangguan Obet.
Adapun kajian remaja yang dibimbing ustadz Ali Ismah dari Laskar Jihad, berupaya
mengajak masyarakat untuk mengambil hikmah akan semua tragedi ini melalui
pengajian rutin tiap ba'da Maghrib dan Subuh. Bahkan TPA yang didirikan disini,
telah dikuti sebanyak 78 anak-anak Muslimin.
- Bidang Kemasyarakatan, Tim kesehatan tetap memberikan pelayanan
pengobatan gratis kepada penduduk dan direncanakan akan diadakan sunatan massal.
Kendala yang dihadapi di Batu Merah ini, tidak jauh berbeda dengan desa-desa
lainnya. Keterbatasan dana, sarana dan prasarana seperti obat-obatan, buku-buku
panduan yang menunjang kegiatan TPA masih belum terpecahkan. Namun terus dirintis
berdirinya Poliklinik Umum yang mempunyai fasilitas menengah di desa Kapaha,
kota Ambon.
Demikian laporan secara umum kondisi Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah beserta
lokasi penempatannya di Ambon, Maluku.
12 Juni
2000
|
Kaum Muslim hantam RMS di Galala
Sikap kaum Muslimin di Ambon yang selama kerusuhan selalu mengalah
dan menjadi korban kesepakatan kaum Kristen berakhir sudah. Dan pada hari
Senin (12/6) mereka mengadakan perhitungan dengan menyerang orang-orang Kristen
di desa Galala, Kodya Ambon.
Bangkitnya semangat kaum muslimin yang selama ini diremehkan tersebut dilakukan
secara kompak dari berbagai desa yang ada di Kodya Ambon dan sekitarnya. Sedangkan
dipilihnya desa tersebut karena selama ini berdasarkan penilaian kaum muslimin,
tempat tersebut menjadi basis kegiatan warga Kristen selama kerusuhan.
Serangan balasan yang dilancarkan sekitar pukul 05.30 WIT itu, membuat prajurit
RMS Kristen di desa Galala dibuat kocar-kacir oleh pasukan kaum muslimin yang
melakukan penyerangan dari tiga arah, yakni daerah Wara, Gunung Malintang
dan Kapaha. Sehingga mereka banyak yang lari tunggang langgang menyelamatkan
diri ke Halong dan basis lainnya.
Bahkan pasukan Kristen yang di back-up oleh Brimob Nasrani RMS, sebanyak 17
orang menemui ajalnya, dua diantaranya Brimob pro RMS. Sementara dari pihak
Nasrani RMS yang luka-luka sekitar 40 orang lebih dilarikan ke Rumah Sakit
Angkatan Laut di Halong. Walaupun belum setimpal keadaan Nasrani RMS ini,
sebagaimana ratusan Muslimin dibunuh dan ribuan bangunan diratakan dengan
tanah saat merayakan Idul Fithri 1419 H pada tanggal 19 Januari 2000 yang
lalu. "Itu belum seberapa dibandingkan dengan tindakan Nasrani RMS terhadap
kaum Muslimin selama setahun lebih kerusuhan hingga saat ini. Dan kami akan
melakukan serangan terus sampai orang Kristen menyerah dan bertekuk lutut
serta dihukum atas tindakannya selama ini, yang memperlakukan orang muslim
secara semena-mena dan sadis", kata beberapa warga kepada tim liputan
MHI.
Selain itu serangan tersebut juga menjadi peringatan atas tindakan diskriminatif
dari pemerintah daerah terhadap pegawai pemerintah yang muslim. Seperti peristiwa
ditikamnya Jafar Patty, Kasie Dinas Pekerjaan Umum Kodya Ambon di kantornya
beberapa waktu yang lalu dimana dirinya merupakan satu-satunya karyawan muslim
di kantor tersebut. Warga juga menyatakan, dengan adanya serangan ini menunjukkan
saat ini kaum muslimin sudah kompak dan akan bahu membahu melakukan perlawanan
terhadap kaum Kristen yang tergabung dalam gerakan separatis Republik Maluku
Selatan (RMS).
Laskar Jihad Laksanakan Misi Dakwah
Laskar Jihad yang datang ke bumi Ambon untuk menyebarkan dakwah kepada kaum
muslimin segera merealisasikan tujuan tersebut setibanya mereka di kota yang
dilanda kerusuhan sejak 1,5 tahun yang lalu ini. Keberadaan Laskar Jihad di
Ambon hingga saat ini sudah terbukti memiliki banyak manfaat dari kegiatan-kegiatan
yang mereka lakukan bagi kaum muslimin setempat yang menjadi lokasi penempatan
laskar.
Hal ini terlihat dengan mulai dihidupkannya kembali masjid-masjid oleh kaum
muslimin yang sudah menyadari akan eksistensi mereka selama ini. Laskar Jihad
menyuarakan dakwahnya untuk seluruh kalangan Muslimin, dari anak-anak, remaja
hingga orang tua. Selama terus berlangsung di berbagai lokasi yang lain seperti
di Air Salobar, Kapaha, Diponegoro, Talake, Batu Merah Dalam, Air Kuning,
Lorong Putri, komplek STAIN dan berbagai lokasi lainnya.
Sedangkan kegiatan kajian khusus remaja Islam, dilaksanakan oleh Laskar Jihad
di desa Kapaha, dimana lebih dari 100 remaja muslim dengan antusias mengikuti
pengajian (ceramah) yang dilaksanakan oleh Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah
yang ditempatkan di desa Kapaha, Ambon Kota, hari Ahad (10/06). Walaupun kota
Ambon diguyur hujan sejak malam hari hingga waktu Dhuhur, semangat remaja
Islam Ambon tidak surut dan tetap berdatangan untuk mengikuti kajian Islam.
Dan ternyata kegiatan seperti itu baru dilakukan pertama kali. "Sebelumnya
tidak ada kegiatan kajian Islam seperti ini bagi remaja", kata Rusdi,
pemuda Kapaha.
Ustadz Umar Jawas selaku pembina Laskar Jihad di lokasi tersebut yang sekaligus
menjadi pembicara memberikan semangat kepada kader kaum muslim di masa mendatang
itu, untuk menambah ilmu dan menjaga kebersamaan yang diikat oleh tauhid.
Menurutnya, setelah kota Ambon dan sekitarnya dilanda kerusuhan sejak 1,5
tahun yang silam, remaja-remaja Islamnya tidak dapat bersatu. "Karena
tidak bersatu itulah, mereka diinjak-injak kaum Kristen", tambah ustadz.
Selain itu Ustadz Umar Jawas juga berharap dengan adanya kegiatan remaja yang
diikuti oleh pemuda Ambon secara keseluruhan tersebut diharapkan mereka menjadi
sadar bahwa untuk mengalahkan orang Kristen mereka harus bersatu. "Mereka
merupakan potensi kaum muslimin di masa mendatang, sehingga sejak saat ini
harus disadarkan untuk selalu mempunyai semangat mencari ilmu dan menjaga
kebersamaan, karena selama ini mereka terpesona oleh keindahan dan gemerlapnya
Ambon. Akibatnya tidak ada lagi perbedaan dengan orang Kristen, terutama dalam
penampilan", kata usta'dz.
Para pembina Laskar Jihad memberikan kajian kepada jamaah setiap hari ba'da
Subuh, ba'da Maghrib dan dalam sepekan sekali diadakan kajian umum seperti
yang dilaksanakan ustadz Marwan, salah satu pembina Laskar Jihad di kampung
Lorong Putri. Demikian juga di masjid raya Al Fatah, ustadz Jauhari dan ustadz
Abdussalam menyampaikan kajian rutin 2 kali sepekan setiap hari Selasa dan
Jum'at.
Bentuk Forum
Sebagai upaya lanjut dari kegiatan remaja tadi, Yunan Jamaludin dari
pemuda Ambon dan Luqman Hakim, pemuda dari Laskar bersama 10 pemuda pelopor
sepakat untuk membentuk sebuah forum sekaligus kepengurusannya. Dari pertemuan
itu mereka sepakat membentuk Forum Remaja Ahlus Sunnah wal Jamaah Ambon. "Semua
teman-teman bangga dan senang terhadap kehadiran Laskar Jihad Ahlus Sunnah
wal Jamaah", kata Yunan dan sebagai langkah selanjutnya, maka akan diadakan
kajian rutin tiap hari Ahad. Dan kalau tidak hujan seperti ini pasti yang
datang akan banyak", kata Yunan kepada Liputan Laskar.
Kegiatan kajian remaja serupa juga dilaksanakan di berbagai lokasi antara
lain, diadakan di desa Laha, dimana sekitar 50 anak-anak usia SMU dan SLTP
dibawah pembinaan ustadz Zuhair Syarif diajak agar mempunyai semangat untuk
memahami dan melaksanakan ajaran agama.
13
Juni 2000
|
Dua anggota
Brimob yang memihak Nasrani RMS dilaporkan tewas tertembak dalam pertikaian
antarwarga bernuansa SARA yang terjadi di Desa Hative Kecil Atas dan Desa
Poka Kecamatan Baguala, Kodya Ambon, Senin subuh (12/6), sekitar pukul 04.30
WIT. Dua anggota Brimob yang meninggal itu yakni Sertu Palibo dari Kompi B
Brimob Air Besar, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, serta Serda Marsal Alsres
dari Resimen III Brimob, Bogor. Jenasah keduanya kini disemayamkan di Rumah
Sakit TNI Angkatan Laut, Halong.
Diperkirakan mayat Sertu Seth Polihu akan dimakamkan, Selasa di Ambon, sedangkan
mayat Serda Marsal Alses akan diterbangkan ke Bogor dengan menggunakan pesawat
khusus milik TNI-AD untuk dimakamkan.
Hingga Senin petang (12/6) sekitar pukul 16.30 WIT, para Muslimin terus masih
terus melakukan penyerangan dalam upaya merebut kembali wilayah tersebut dari
cengkeraman RMS yang didukung aparat TNI/Polri. Pasukan Nasrani RMS mendapat
dukungan oknum-oknum berseragam loreng dan dilengkapi senjata standar disertai
granat dan bom rakitan dalam melawan laju gerakan Muslimin.
Sedangkan aparat keamanan pro RMS di antaranya satu peleton Brimob dengan
dilengkapi kendaraan lapis baja, terutama Yonif 509 Kostrad Jember yang dikenal
banyak Muslimnya, namun selalu membela Nasrani RMS karena mementingkan uang
dan hawa nafsunya. Demikian halnya Yonif 141 Palembang, yang sebagian besar
Obet serta Yonif 733/BS, yang anggotanya asli Obet Ambon.
Pertempuran ini mengakibatkan sedikitnya 15 orang pasukan Nasrani RMS tewas
dan 40 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan akibat terkena senjata
tajam dan panah, serta sedikitnya 30 unit rumah di Desa Hative Kecil terbakar.
Korban yang menderita luka ringan dan berat telah dilarikan ke Rumah Sakit
Umum Dr. Haulussy Ambon delapan orang, RS Bersalin Al Fatah 18 orang dan empat
belas korban lainnya di RS TNI Angkatan Laut Halong Ambon termasuk tiga jenazah
yang dibawa ke RS tersebut
Sementara ratusan pasukan Kristen yang terdesak harus mengungsi ke lokasi
yang dianggap lebih aman, di antaranya ke Desa Halong Kecamatan Baguala, Kodya
Ambon (basis Kristen yang dibackup Brimob, Marinir TNI AL) dan Kelurahan Lateri
dan Desa Passo.
"Saya sudah perintahkan satu Kompi Yonif 141 Palembang untuk membantu
pengamanan serta mengendalikan situasi di wilayah itu," menurut demikian
Pangdam XVI/Pattimura Max Marcus Tamaela. Memang Yonif 141 ini khusus dikirim
dari Palembang, yang terdiri dari Nasrani RMS yang siap melawan Muslimin di
Maluku. Di sisi lain, situasi dalam kota Ambon pun mulai menghangat dengan
adanya konsentrasi massa di kawasan jalan A.Y Patty dan jalan Said Peintah.
Brigjen TNI Max Tamaela yang selama ini membiarkan pasukan Nasrani RMS selama
1.5 tahun menyerang Muslimin nampak sekali keberpihakannya. Jendral ini meminta
kepada personil TNI, sekaligus perlu menata kembali pengamanan di kawasan
Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau, Kodya Ambon karena sering dijadikan basis
Muslimin. "Penyerangan ke kawasan Ahuru, 16 dan 17 Mei dan Hative Kecil,
12 Juni menunjukan perintah Pangdam kurang serius dilaksanakan aparat keamanan,
terutama personil TNI yang bertugas mengamankan sektor setempat karena memberikan
keleluasaan bagi mobilisasi kelompok penyerangan," kata sejumlah istri-istri
RMS yang mengungsi dari Hative Kecil, Rabu. Demikian seperti dilaporkan dari
berbagai berita. (Ib)
14
Juni 2000
|
Pangdam
XVI/Pattimura Brigjen TNI Max Tamaela sebagaimana diberitakan oleh Antara,
menegaskan akan menata kembali pengamanan di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan
Sirimau, Kodya Ambon karena sering dijadikan basis kelompok Muslimin, baik
yang menyerang kawasan Ahuru maupun Hative Kecil. "Penyerangan Muslimin
ke kawasan Ahuru, 16 dan 17 Mei dan Hative Kecil, 12 Juni menunjukan perintah
Pangdam kurang serius dilaksanakan aparat keamanan, terutama personil TNI
yang bertugas mengamankan sektor setempat karena memberikan keleluasaan bagi
mobilisasi kelompok penyerangan," kata sejumlah ibu pro Nashoro yang
mengungsi dari Hative Kecil, Rabu.
Menurut para istri pemberontak RMS yang mengungsi akibat adanya serangan balasan
mendadak, menyatakan bahwa penyerangan yang dilakukan ke Hative Kecil, Senin
subuh hingga malam, 12 Juni lalu merupakan contoh aparat keamanan di kawasan
Kebun Cengkih disinyalir terkontaminasi sehingga benteng pertahanan Nasrani
RMS bobol dan akibatnya dua anggota Brimob Nasrani RMS tewas tertembak. Memang
demikianlah pihak Nasrani RMS yang berkeinginan besar mendirikan RMS di Maluku.
Sehingga aparat yang tidak berpihak dengan mereka (Nasrani RMS) disalahkan,
dipojokkan, bahkan bisa jadi akan dituntut oleh Komisi HAM PBB. Di lain pihak,
terlihat adanya kelambanan antisipasi si Tamaela, backing RMS di Maluku ini,
sehingga banyak Nasrani RMS yang mengeluhkan hal ini. Alhamdulillah, ALLAH
berkenan menolong Muslimin dengan menunjukkan kekuatan Islam pada RMS di Maluku,
bahwasanya Muslimin belum punah akibat serangan untuk Moslem Cleansing selama
1,5 tahun lebih.
Korban serangan balasan Muslimin dari pihak Nasrani RMS yang berjumlah puluhan
harus dirawat di Rumah Sakit(RS) Pangkalan TNI-AL(Lanal) pro RMS di Ambon
dan RSUD Dr Haulussy yang dikuasai Kristen. Sementara itu, dari pihak Muslimin,
sedikitnya delapan orang meninggal dan belasan lainnya dirawat di RS Bersalin
Al Fatah. Dampak lainnya, satu unit Gereja dan puluhan rumah penduduk Kristen
terbakar.
Ibu-ibu Nasrani RMS yang mengungsi ke Desa Halong, Kelurahan Lateri dan Desa
Passo, mengharapkan Pangdam Tamaela selaku Dansat Banmil Maluku dan Maluku
Utara dapat mengawasi aparat keamanan di lapangan, sekaligus menata pengamanan
di Kebun Cengkih sehingga mereka dan anak-anak yang rumahnya belum terbakar
bisa kembali ke Hative Kecil.
"Dengan demikian perintah tembak di tempat itu diberlakukan secara tegas
terhadap kelompok penyerang. Jangan kenyataan di lapangan penembakan itu terlihat
hanya menghalau kelompok penyerang sehingga mereka tidak jera untuk berulah
kembali," tutur ibu-ibu itu dan menambahkan, kawasan Hative Kecil telah
diserang empat kali. Buktinya, kata Ibu-Ibu Kristen ini, perintah tembak di
tempat tidak dilakukan secara benar, akibatnya anggota personil aparat pro
Kristen dari Brimob Kompi B Air Besar, Polda Maluku, Sertu Zet Palibu dan
Serda Marsal Alfres dari Resimen III Bogor tewas saat menghalau Muslimin.
Jelaslah sikap Nasrani RMS yang minta dianak-emaskan, walaupun Nasrani RMS
jelas-jelas melanggar hukum dan HAM yang selama 1.5 tahun selalu menjadi penyerang
Muslimin. Nasrani RMS yang telah menguasai media massa terus mengopinikan
di berbagai media, bahwa tidak ada Moslem Cleansing di Maluku. Sembari terus
mengumpulkan dana dari gereja-gereja di Belanda yang pro RMS, Nasrani RMS
menekan pemerintah Indonesia agar Muslimin enggan membalas serangan bila tidak
ingin dicap sebagai provokator. Demikian liciknya tipu muslihat Nasrani RMS,
selicin belut yang bermandi lumpur di sawah. Wallahu Musta'an.
"Kami pun mengharapkan Pangdam bisa memantau pertikaian di lapangan dengan
menggunakan helikopter karena saat insiden itu terlihat sejumlah oknum berpakaian
loreng, menggunakan senjata standar dan granat tangan," jelas para pengungsi
Nasrani RMS ini. Inilah taktik pemutar balikan fakta, dimana ribuan pucuk
senjata dan amunisi yang dikirim lewat udara dan laut, yang biasa digunakan
untuk menyerang, tidak pernah dipermasalahkan.
Memang, setiap kali Nasrani RMS merasa siap, maka merekalah yang selama ini
memancing-mancing kemarahan Muslimin. Maka Muslimin yang tidak taat dengan
komando dari Ustadz yang berfikir panjang, dan memenuhi seruan ejekan Nasrani
RMS saat itu juga, Muslimin tersebut langsung menjadi korban AK47/SS1/M16
yang menyalak milik Kostrad/Brimob pro Nasrani RMS ataupun Pasukan Merah pimpinan
Agus Watimena ini.
Sementara itu, Pangdam Tamaela yang merasa terancam proyek RMSnya gagal, secara
terpisah menjelaskan, tindakan tegas telah dilakukan aparat keamanan sesuai
prosedur terhadap kelompok Muslimin dan tidak membiarkan mobilisasi massa
melalui kawasan Kebun Cengkih (markas Muslimin). Perlu diketahui, Kebun Cengkih
berlokasi di pesisir laut dari Kota Ambon. Muslimin yang tersisa hanya dapat
bertahan di pesisir laut Ambon yang ganas dan dalam. Memang Muslimin-lah ganjalan
besar bagi misi dari pendeta-pendeta RMS yang hendak memiliki Maluku dan dijadikan
Republik Kristen Maluku (RMS). Demi mewujudkan impiannya, maka si Tamaela
menggalang kekuatan dari Brimob maupun dari Linud 733 BS Ambon yang berjuang
mati-matian demi tercapainya RMS yang mandiri. Demikian laporan dari Maluku
dari berbagai sumber (Imk).