untuk informasi
YAYASAN ISLAM RIYADHUL JANNAH
1
September 2000
|
RMS meminta damai
"Kami Lebih Percaya Al Quran"
Ambon, MHI (01/09/2000)
Keadaan kota Ambon yang berangsur-angsur pulih berkat Rahmat ALLAH lewat
tangan-tangan muslimin yang membela diri dan agamanya."Kota Ambon dalam
beberapa hari ini tenang, tetapi kami tetap meyakini kalau orang-orang Kristen
sedang mempersiapkan strategi terbaru untuk kembali menyerang ummat
Islam", ujar salah seorang warga Ambon. Demikianlah penilaian warga
muslimin Ambon yang disampaikan kepada Liputan MHI, Kamis (31/08) dalam
melihat situasi yang berkembang dalam minggu terakhir ini.
"Bagaimanapun,orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela dan selalu
mengadakan permusuhan terhadap ummat Islam, sampai ummat Islam mengikuti agama
mereka," kata Ahmad Saleh, warga Waihaong.
Menurutnya, ALLAH Subhanahu wa Ta'ala telah memperingatkan kepada muslimin
bahwasanya ummat Kristen dan Yahudi akan selalu memusuhi ummat Islam.
"Dan penegasan ALLAH ini tercantum didalam surat Al Baqarah ayat
120," tambah Abdul Basyir.
"Kami lebih mempercayai peringatan ALLAH daripada perkataan para pejabat
maupun mulut-mulut tokoh Kristen, yang selalu mengajak untuk menciptakan
perdamaian. Karena kami yakin dibalik isu perdamaian dan situasi yang tenang
saat ini, disebabkan pihak Kristen sedang mempersiapkan strategi baru dan
menghitung hari untuk mendapatkan kesempatan menghantam muslimin," tegas
Abdullah.
Memang situasi kota Ambon terkesan aman karena tidak lagi terdengar rentetan
senjata dari aparat maupun sipil. Ternyata bagi ummat Islam justru menimbulkan
kecurigaan sekaligus menjadikan muslimin meningkatkan kewaspadaannya.
Keadaan tersebut terkondisi dengan adanya tekanan dan program dari Penguasa
Darurat Sipil dan TNI/Polri dari jajaran Polda Maluku dan Kodam XVI Pattimura.
Aparat DS seringkali menjaga ketat sudut-sudut perbatasan daerah Islam dan
Kristen, walaupun selalu didapati pihak RMS melanggar dan melintasinya untuk
meneror dan menyerang daerah kaum muslimin.
Namun kalangan muslimin menganggap situasi yang tercipta saat ini merupakan
keamanan yang semu saja, karena setiap saat situasi tersebut dapat berubah
menjadi rusuh kembali. Mengingat kebiasaan orang RMS yang selalu mengacau
keadaan dan akar permasalahannya adalah rencana besar RMS untuk melanjutkan
Moslem Cleansing di Maluku.
Muslimin menengarai kegiatan LSM-LSM serta Komisi HAM PBB ke Maluku sengaja
mencari-cari fakta yang sesuai dengan hawa nafsunya. Kemudian diperkirakan
pada akhir Agustus 2000 nanti baru dilaporkan ke pusat Komisi HAM di Geneva,
Switzerland, untuk dijadikan landasan bersikap bagi PBB dan konco-konconya.
Walaupun demikian, muslimin tidak menjadi kecut hati, sebab kematian syahid
sajalah yang didamba, apalagi 'daging Eropa' lebih empuk ketimbang 'daging
Asia'. Muslimin siap menghadapi segala kemungkinan terburukj demi
mempertahankan Maluku dari serangan para pengkhianat NKRI. (Zhr)
Sweeping
Aparat Tidak Adil
Ambon, MHI (01/09/2000)
Aparat keamanan dari berbagai kesatuan TNI AD telah melakukan
sweeping di kota Ambon pada hari Kamis (31/08). Rupanya aparat belum dapat
mengambil sikap netral dan bertindak wajar dalam melaksanakan tugasnya
tersebut.
Aparat Darurat Sipil tersebut menghentikan setiap kendaraan yang lewat serta
memeriksa seluruh penumpangnya. Bagi penumpang yang membawa tas atau keranjang,
diminta untuk menumpahkan isinya agar dapat dilihat barang bawaannya.
Peristiwa penggeledahan senjata tersebut digelar di 5 lokasi yang terdiri dari
daerah muslim saja, yakni Waihaong, Pelabuhan Yos Sudarso, Depan Koramil kec.
Sirimau, Depan Bank Mandiri dan Galunggung. Acara tersebut dimulai sejak pukul
14.00 WIT hingga 15.00 WIT yakni menjelang waktu sholat Ashar.
Berdasarkan pengamatan warga, kegiatan sweeping tersebut tidak terlihat di
daerah-daerah Kristen. Salah seorang penumpang angkutan kota yang turut
diperiksa tasnya berkomentar,"Seharusnya aparat melakukan sweeping di
Passo, Batu Gantung dan Kuda Mati, sebab disana sarang para perusuh RMS,"
ujarnya.
"Walaupun dilakukan sweeping selamanya, aparat tidak akan menemukan
apa-apa di daerah muslim. Dan kalau memang ingin menertibkan senjata, maka
aparat harus berani memeriksa kampung-kampung Kristen !," tambah warga
lainnya.
Sebenarnya warga dapat memahami bahwa tindakan yang dijalankan oleh aparat
sudah menjadi bagian tugas aparat DS untuk menciptakan suasana aman di Maluku.
Namun, karena terlihat tidak adanya tindakan yang serupa di daerah Kristen,
maka hal ini membuat masyarakat mempertanyakan sejauh mana kenetralan aparat
DS tersebut. Padahal telah diketahui sejak awal pertikaian, bahwa pasukan
merah RMS-lah yang mendahului menyerang, sedangkan muslimin hanya bertahan
saja.
Tapi anehnya, setiap kali diadakan sweeping, yang menjadi sasaran adalah ummat
yang terdholimi, sementara pihak Kristen RMS yang mendholimi tidak disentuh
sama sekali."Semua ini terjadi karena yang memegang kendali keamanan di
Ambon adalah Dansektor A, Kolonel Siswanto, yang semula muslim kini murtad dan
berpihak pada Kristen RMS", jelas sejumlah warga. (Adr, Fzi).
2-3
September 2000
|
Aparat Sita Senjata Organik RMS di Wai
Ambon, MHI (03/09/2000)
Kecurigaan warga muslim Ambon terhadap desa
Waai, kecamatan Salahutu, Kodya Ambon sebagai basis gerakan separatis RMS,
pada hari ini Sabtu (2/9), terbukti. Aparat yang melakukan sweeping di desa
tersebut berhasil menemukan 70 senjata organik yang disembunyikan di dalam
tanah.
Ditemukannya sejumlah senjata tersebut berawal dari kecurigaan aparat dan
warga desa Tulehu, (tetangga ‘bekas’ desa Waai) di kecamatan yang sama di
salah satu bekas pekarangan penduduk.
Kejanggalan ini akhirnya terjawab setelah aparat dari kesatuan Kostrad 733
Banau yang melakukan penjagaan di desa yang sudah dikuasai muslimin mendapati
puluhan senjata organik milik RMS Kristen beserta amunisinya.
Aparat bersama warga akhirnya mengintensifkan pendeteksian, pemeriksaan dan
penggalian di pekarangan penduduk yang berdekatan dengan gereja serta yang
dicurigai menyimpan persenjataan tersebut. Akhirnya aparat yang dibantu warga
berhasil menemukan 70 senjata organik jenis AK-47, Jangle dan berbagai jenis
senjata lainnya.
Keberhasilan warga muslim dan aparat Darurat Sipil tersebut semakin menguatkan
bukti bahwa kerusuhan di Ambon telah direncanakan oleh pihak Kristen RMS.
Sangatlah mustahil RMS tidak memiliki persiapan yang matang dalam melaksanakan
moslem cleansing, terbukti ditemukannya peralatan persenjataan cadangan
di berbagai desa yang ditimbun rapi di dalam tanah.
Sejumlah warga kepada liputan MHI menyatakan, ditemukannya persediaan senjata
pemberontak RMS di desa Waai ini bukan hal yang pertama kali. Kejadian serupa
juga pernah ditemukan di gereja tua Hila, desa Hila, kec. Leihitu, Pulau Ambon,
juga di desa Loki, Seram Barat, Pulau Seram dan berbagai gereja di pulau Ambon.
Maka semakin jelaslah sepak terjang pihak kristen RMS selama ini merupakan
hasil dari bentuk perencanaan dan tindakan makar yang telah disusun secara
rapi sehingga mendapatkan dukungan logistik yang mantap beserta pembentukan
opini masyarakat yang penuh tipudaya.
Hanya saja, setelah ditemukannya senjata tersebut, warga Salahutu merasa
kecewa dan menaruh kecurigaan terhadap aparat keamanan. Pasalnya seluruh
senjata yang berhasil digali tersebut tidak terang-terangan alir
penyimpanannya, apalagi proses evakuasi senjata organik tersebut terkesan
sembunyi-sembunyi dengan tidak disaksikan oleh pejabat setempat dan petinggi
aparat Darurat Sipil.
Bahkan kekecewaan masyarakat muslim tersebut menjadi-jadi, sebab muslimin
telah memiliki i’tikad yang baik demi penyelesaian kasus RMS, namun pada
kenyataannya justru ditipu oleh aparat. “Kami curiga senjata tersebut bukan
diserahkan kepada kesatuannya tetapi dikembalikan kepada pihak Kristen RMS,”
kata Muhammad warga setempat, yang melaporkan kejadian tersebut kepada
wartawan di kantor Surat Kabar, Ambon Express. (Zhr)
4
September 2000
|
Lagi, Kristen Ambon Pancing
Pertikaian
Sergap 3 Warga Muslim Di Ulima
Ambon, MHI (04/09/2000)
Pihak Kristen RMS yang telah membuat ulah dua kali untuk memancing pertikaian
di desa Laha, kec. Baguala, Kodya Ambon kemarin Sabtu (02/9), Kristen RMS
Ambon kembali melancarkan aksinya untuk memecah ketenangan dengan menciptakan
pertikaian di Ambon.
Dalam melaksanakan aksinya kali ini, pihak Kristen RMS berlaku anarkhis secara
curang dan pengecut, dimana mereka menyergap 3 warga muslim kampung Ulima
dekat komplek STAIN, desa Batu Merah, kec. Sirimau, Kodya Ambon, yang sedang
memetik kasbi (sejenis ubi kayu, red) di perbukitan desa setempat sekitar
pukul 12.00 WIT.
Tiga warga yang disergap tersebut yakni, La Ini (35), Djufri (28) dan Mija
(50). Ketiganya disergap pasukan RMS yang berjumlah sekitar 25 orang dengan
bersenjatakan senapan organik, di lereng bukit dekat kampung Rutung, Hutumuri,
kecamatan yang sama.
Alhamdulillah (segala puji bagi ALLAH), walaupun disergap secara mendadak,
dua orang diantara mereka yakni Djufri dan Mija berhasil melarikan diri,
sementara La Ini tidak mampu bergerak apa-apa karena puluhan moncong senjata
telah menempel ditubuhnya.
Menurut pengakuan La Ini yang selamat dari maut, tubuhnya diseret oleh pasukan
RMS Kristen menuju ke tengah hutan. Diisitulah kemudian dirinya dihajar oleh
para penyergap dengan cara pukul popor senjata, ditendang kepala dan dadanya
dan berbagai bentuk penyiksaan lainnya.
Rupanya, nasib mujur berpihak pada La Ini, sebab ketika dirinya ditendang
berulang kali oleh para penyergap RMS, tubuhnya terlempar ke bibir jurang.
Demi melihat kesempatan melarikan diri, tanpa membuang waktu dirinya langsung
terjun ke dalam jurang untuk mencari selamat.
Akhirnya, setelah terlindung di dalam jurang yang tidak begitu dalam tersebut,
La Ini langsung mengambil langkah seribu untuk melarikan diri. Para penyergap
RMS yang telah menyiapkan moncong M16 dan AK47 langsung menghujani tempat
persembunyian La Ini. ALLAH berkenan melindungi La Ini, dengan tenaga yang
tersisa, dirinya lari sekencang-kencangnya hingga berhasil mencapai perbatasan
dusun, dan disambut oleh warga dan keluarga yang saat itu sudah cemas menunggu
nasibnya.
“Sekitar setengah jam saya disekap dan dihajar oleh pasukan kristen RMS
sambil diinterograsi, ketika mereka menanyakan jumlah pasukan Mujahidin di
STAIN, saya menjawab kalau jumlahnya ribuan. Begitu mendengar jawaban saya,
mereka langsung menghajar dan menendang saya hingga sampai di tepian jurang,”
kata La Ini di kediamannya.
Akibat penganiayaan tersebut, dirinya mengalami luka di dahi dan telinga
sebelah kiri akibat terkena poporan senapan, sedangkan tangan kanannya
mengalami luka memar karena digunakan menangkis tendangan dan pukulan para
penyergap.
“Begitu saya ditodong, saya langsung berteriak dan memberi peringatan kepada
Djufri dan Mija dengan bahasa daerah Buton, Dan begitu mereka mendengar
teriakan saya, 2 orang teman yang saat itu posisinya di bawah langsung lari
menyelamatkan diri,” terang La Ini dikediamannya.
Penyisiran
Tingkah RMS yang sangat anarkhis dan melanggar HAM tesebut memancing amarah
ratusan Mujahidin desa setempat, sehingga langsung mengadakan penyisiran di
sepanjang perbukitan. Muslimin menemukan jejak-jejak para penyusup RMS dengan
petunjuk anak panah yang menancap di pepohonan yang berada di perbukitan
kampung Ulima.
Penyisiran yang dilakukan hingga menjelang waktu Maghrib tersebut, walaupun
tidak membuahkan hasil yang diharapkan, namun muslimin bersyukur setelah
berhasil mengetahui sudut-sudut persembunyian pasukan kristen RMS di lereng
perbukitan.
Peristiwa terbongkarnya penyergapan tersebut maka seluruh umat Islam di Ambon
saat ini telah berhasil membongkar rahasia pergerakan pihak kristen selama
masa tenang ini, yakni mereka mempersiapkan pola penyerangan senyap, melalui
usaha penculikan, interograsi, penyergapan dan pembunuhan korban.
“Ini merupakan bukti kalau ajakan pihak kristen kepada umat Islam untuk
mewujudkan perdamaian yang diutarakan oleh media masa Nasional untuk
menciptakan ketenangan hanya merupakan taktik kristen RMS untuk mengatur
strategi penyerangan,” kata Hasan, warga setempat. (Zhr)
5
September 2000
|
Waspadai Tipuan Kristen
Laskar Jihad Gelar Tabligh Akbar
Ambon, MHI (05/09/2000)
Umat muslim yang telah meraih kemenangan di berbagai pertempuran sejak
3 bulan yang lalu, setelah merebut dari tangan pihak Kristen ekstrim kanan
yang sejak semula menanam rasa permusuhan terhadap umat Islam selama satu
tahun yang lalu.
Kondisi tersebut memaksa pihak kristen diliputi rasa ketakutan, merintih minta
bantuan dan memaksa perusuh RMS berbondong-bondong mengungsi keluar dari Ambon.
Padahal semua penderitaan tersebut diawal hingga saat ini masih belum dapat
menyamai kesengsaraan umat Islam.
Posisinya RMS yang terjepit mendorong laju pengungsian hingga ke gunung-gunung,
selama satu bulan terakhir ini. Melihat penderitaan para perusuh tersebut,
maka tokoh-tokoh kristen Maluku baik yang ada di Ambon maupun di Jakarta mulai
menggeliat dengan mendengungkan lagu lama, yakni persaudaraan dan rekonsiliasi
(perdamaian).
Dalam upaya mengamankan Maluku dari tahapan-tahapan disintegrasi tersebut,
maka Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di Ambon, pada hari ini Ahad
(3/9), menggelar Tabligh Akbar di Masjid Raya Al Fatah dengan pembicara
tunggal Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Ustadz Ja’far Umar
Thalib.
Tabligh Akbar dengan tema ‘Menyatukan Barisan Muslimin Guna Menyukseskan
Perjuangan Mempertahankan NKRI’ tersebut berlangsung selama 1,5 jam, yakni
dari pukul 09.30 WIT hingga 11.00 WIT. Tabligh Akbar yang dihadiri sekitar 20
ribu masyarakat muslim dari berbagai penjuru pulau Ambon dan disiarkan
langsung melalui stasiun Radio Gema Suara Muslim (GSM) Ambon.
“Ketika pihak Kristen RMS telah terjepit, mereka kembali mendengungkan lagi
perdamaian dan persaudaraan, padahal semua itu merupakan trik dan strategi
pihak kristen saja untuk mencari dan mengatur strategi baru untuk melancarkan
makar dan serangan yang lebih besar lagi terhadap umat Islam,” ungkap ustadz
Ja’far disaat menyampaikan ceramahnya.
Padahal, teriakan rekonsiliasi, kerukunan beragama adalah merupakan lagu lama
dan teriakan palsu belaka, yang bertujuan menipu umat Islam, dan semua itu
dilakukan untuk menipu khalayak umum di Indonesia maupun di luar negeri.
Menurut ustadz Ja’far, setelah mengalami kekalahan dan penderitaan
bertubi-tubi, sekarang ini pihak Kristen RMS telah merencanakan perang di
ronde selanjutnya. Dan sebagai awal dan persiapannya, maka terlebih dulu
dilakukan perang urat sarat di berbagai media massa maupun perantaraan
mulut-mulut orang munafiq yang mengaku muslim.
Semua itu mereka lakukan dengan tujuan untuk memecah-belah pasukan muslimin
yang kini masih bertekad mengusir RMS dari bumi Siwalima. Salah satu bentuk
taktiknya adalah melakukan diplomasi di dalam dan luar negeri serta melakukan
tipu daya busuk di berbagai media yang beraliansi kristen dan tokoh-tokoh
mereka di pemerintahan.
Adapun bentuk perang urat saraf yang dilakukan saat ini adalah menghembuskan
isu dan informasi yang ditujukan untuk memperlemah mental kaum muslimin dan
membawa umat Islam untuk melupakan keharusan bertawakal kepada Allah Ta’ala
saja.
Beberapa hembusan dan isu yang dilontarkan RMS Kristen antara lain, menyatakan
dalam waktu dekat akan dihadirkan pasukan Kristen yang bertopeng Dewan
Keamanan PBB ke bumi Ambon. Serta akan didatangkan senjata canggih dari
Australia dan Amerika, dipersiapkannya ahli perang dari Irian untuk bertempur
di Maluku.
Bahkan yang paling dibesar-besarkan adalah akan hadirnya Laskar Kristus dari
Belanda yang diperlengkapi dengan senjata lengkap. “Ini adalah hanya
merupakan usaha menakut-nakuti pihak muslim saja, karena pada kenyataannya
tidak ada sama sekali,” tambah Ustadz Ja’far.
Beliau menandaskan, walaupun pihak kristen mendatangkan bantuan pasukan dan
persenjataan yang canggih sekalipun, umat Islam Ambon tidak akan pernah takut.
Sebab umat Islam yakin, dengan tawakkal kepada Allah, niscaya Allah Ta’ala
akan menurunkan pasukan gabungan yang terdiri dari Malaikat, Jin dan seluruh
alam, yang semua itu tiada tandingannya.
“Begitulah, kalau Allah telah menolong kalian maka tidak ada yang mampu
mengalahkan kalian, dan kalau Allah menyengsarakan kalian, siapa lagi yang
akan menolong kalian, untuk itu marilah kita selalu bertawakkal kepada Allah
agar diturunkan bantuan kepada kita,” tambah ustadz Ja’far.
Beliau mengajak kepada seluruh umat Islam untuk menciptakan perasaan
persaudaraan, guna mencegah terjadinya pertikaian dan perpecahan di dalam
barisan pasukan muslimin. “Janganlah kalian bertikai sesama kalian, karena
jika kalian bertikai sesama kalian, niscaya kalian akan dikalahkan oleh
musuh-musuh kalian, dan kewibawaan kalianpun akan jatuh di tangan mereka,”
tegas ustadz Ja’far mengutip salah satu ayat di dalam Al Qur’an. (zhr)
6
September 2000
|
Panglima Laskar Jihad :
“Perangi
Kristen Sampai…”
Ambon, MHI (06/09/2000)
Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, ustadz Ja’far Umar Thalib
menyatakan umat Islam di Ambon akan terus memerangi umat kristen sampai tidak
terjadi fitnah terhadap umat Islam di Maluku. Hal tersebut ditegaskan ustadz
Ja’far Umar Thalib, saat menyampaikan materi ceramah dalam Tabligh Akbar di
Masjid Raya Al Fatah, Ahad (3/9).
Semua itu akan terwujud kalau segala potensi orang kafir untuk mengganggu kaum
muslimin berhasil dipatahkan. Selama RMS Kristen masih bernafsu mengganggu
kaum Muslimin, maka perang akan tetap dikobarkan sampai kaum muslimin dapat
menjalankan ajaran Islam dengan tenang.
“Kalau tetap diganggu, maka bendera jihad tetap dikobarkan hingga pihak
kristen mengibarkan bendera putih dan mengaku kalah, lalu dihukum setimpal dan
mereka selama-lamanya tidak berpikir lagi menggangu kaum muslimin ” tegas
ustadz Ja’far.
Menurut penilaian ustadz Ja’far, bukti pihak kristen tidak lagi mengganggu
kaum muslimin adalah, bebasnya kaum muslimin dari berbagai bentuk gangguan
dari tangan kristen ketika umat Islam memasuki semua wilayah di pulau Ambon.
“Kalau kaum muslimin masih takut memasuki wilayah-wilayah tertentu, ditambah
dengan tindakan gangguan dari pihak kristen, maka perang belum selesai, dan
mustahil berbicara perdamaian,” tegasnya. Demikian juga, ketika pihak
kristen masih menuntut daerah-daerah yang berhasil direbut kaum muslimin,
sementara itu pihak muslim masih tetap terkurung dalam suatu wilayah yang
sempit dan kumuh di kota Ambon, maka perang juga belum selesai juga.
Demikianlah tawaran muslim Ambon kepada pihak kristen, sehingga walaupun tidak
dilakukan usaha perdamaian apapun, kalau semua syarat di atas terpenuhi maka
umat Islam akan menghentikan peperangannya. Tetapi, kalau pihak kristen
bersikeras dan selalu membuat teror maka, bendera jihad akan terus berkibar
hingga bumi Maluku bersih dari orang-orang kristen. Allahu Akbar (Zhr)
7
September 2000
|
Sekitar 600
RMS Telah Pindah ke Belanda
DEN HAAG, (PR)
Sekitar 600 penduduk Ambon telah pindah ke Belanda dalam dua bulan terakhir
(Juli-Agustus 2000) untuk menyusun kekuatan melawan Pemerintah Indonesia.
Mereka yang umumnya kalangan intelektual itu bergabung dengan berbagai organisasi
masyarakat Maluku di Belanda yang terdiri dari RMS (Republik Maluku Selatan),
FKM (Front Kedaulatan Maluku), GPM (Gereja Protestan Maluku) dan organisasi
lainnya.
Menurut laporan wartawan Pikiran Rakyat, Dadang Bainur, dari Den Haag
semalam, para imigran baru dari Ambon itu datang ke Belanda dengan visa turis
yang hanya berlaku dua bulan. Akan tetapi atas bantuan seorang pengacara asal
Ambon yang tinggal di Amsterdam, J. Wattilete, mereka bisa mendapat perpanjangan
izin tinggal di Belanda.
Masyarakat asal Ambon/Maluku di Belanda saat ini berjumlah sekitar 30.000
orang dan sekitar 1.000 orang yang beragama Islam. Mereka terkosentrasi di
dua kota yakni di Waalwijk dan Ridderkerk di samping ada pula yang bertempat
tinggal di kota lain.
Masyarakat Maluku di Belanda - melalui berbagai organisasi yang mereka dirikan
-- tak henti-hentinya melakukan aksi konfrontatif untuk mewujudkan Republik
Maluku dengan meminta dukungan dari Pemerintah Belanda, Amerika Serikat dan
PBB.
Mereka sudah tidak percaya lagi bahwa Pemerintah Indonesia pimpinan Presiden
Abdurrahman Wahid mampu mengatasi kerusuhan di Maluku, meskipun Maluku telah
dinyatakan darurat sipil.
Mereka tetap menghendaki agar pasukan pedamaian PBB segera diturunkan ke Maluku.
Mereka juga telah meminta dukungan Pemerintah Belanda dan Amerika Serikat
dengan berbagai aksi fisik.
Aksi terbaru yang dilakukan masyarakat Maluku di Belanda adalah demo mengelilingi
Kota Amsterdam, Senin siang 28 Agustus, waktu setempat (Senin malam WIB).
Sepekan sebelumnya, sekitar 100 orang Maluku juga menduduki kantor perwakilan
Garuda Indonesia Airways di Amsterdam untuk memperoleh perhatian dunia.
Hari Senin 28 Agustus itu sekitar 100 orang Maluku yang menamakan dirinya
Front Kedaulatan Maluku (FKM) berkeliling Kota Amsterdam. Mereka mengacung-acungkan
poster dan berteriak-teriak mengecam Pemerintah Indonesia yang tidak kunjung
mampu menyelesaikan konflik di Maluku. Mereka meminta dukungan Pemerintah
Belanda dan Amerika Serikat agar segera menurunkan pasukan perdamaian PBB
ke Maluku.
Dokter Alexander Mamputy, yang baru beberapa hari berada di Belanda, langsung
menjadi pimpinan demo tersebut. Ia bersama sejumlah orang Maluku lainnya telah
berpindah ke Belanda secara bertahap untuk menyusun kekuatan melawan Pemerintah
Indonesia.
Beberapa jam setelah aksi demo itu, ia mengatakan kepada wartawan, situasi
Darurat Sipil yang sekarang diberlakukan di Maluku oleh TNI, tidak menjamin
bakal terjadi perdamaian di sana karena TNI tetap berpihak.
"Konflik di Kepulauan Maluku bukan lagi masalah Pemerintah Abdurrahman
Wahid melainkan masalah dunia internasional, apalagi kedatangan TNI ke Maluku
justru telah memperkeruh suasana," kata Alexander Mamputy.
Bahkan kepada suratkabar Haagsche Courant yang terbit di Amsterdam,
Alexander Mamputy menuduh bahwa TNI-lah yang telah menyebabkan terjadinya
"perang" antara Muslim dan Kristen, baik di Ambon maupun di Maluku
Utara sehingga menyebabkan ribuan orang tewas mengenaskan.
Demonstrasi Front Kedaulatan Maluku (FKM) di Amsterdam hari Senin itu, disiarkan
oleh televisi nasional Belanda, NOS, dalam versi kontroversial.
Televisi yang mengkhususkan pada berita itu terlebih dahulu mengekspos liputan
wartawannya di Ambon yang mewawancarai anggota RMS (Republik Maluku Selatan)
di Ambon.
Salah seorang anggota RMS Ambon yang tidak disebutkan namanya itu menyesalkan
sikap kawan-kawannya RMS di Belanda yang hanya mampu berteriak-teriak saja.
"Kalau kawan-kawan RMS di Belanda benar-benar mau berjuang, turun ke
mari (ke Ambon-Red), ayo berperang di sini membantu kami," katanya dengan
senjata otomatis diselendangkan di tubuhnya.
Sedangkan salah seorang anggota RMS Belanda melalui televisi itu menjawab,
"Kami bukan tidak mau pergi ke Maluku untuk berperang. Kami di sini kurang
uang. Kalau kami di Belanda diberi senjata, kami siap pergi ke Ambon dan Maluku
Utara."
RMS di Belanda atau organisasi masyarakat Maluku lainnya yang anti Indonesia,
hampir setiap hari menggalang kekuatan. Mereka tidak mendapat dukungan dana
dari Pemerintah Belanda, tetapi mereka mendapat dukungan dari perorangan yang
dikoordinir oleh Jacques Brijl dari Yayasan Horizon Holland yang berpusat
di Den Haag
Jacques Brijl mengatakan kepada suratkabar De Telegraaf beberapa waktu
yang lalu, ia merasa perlu mengkoordinir bantuan ke Ambon karena bantuan yang
disampaikan oleh perorangan selalu salah sasaran yakni sampainya ke TNI, bukan
kepada masyarakat RMS atau masyarakat Ambon yang memerlukan.
"RMS itu sesungguhnya tidak ingin mendirikan negara Maluku di Indonesia,
mereka hanya menginginkan otonomi saja," katanya berkilah.***