untuk informasi
YAYASAN ISLAM RIYADHUL JANNAH
1
Juli 2000
|
Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah kembali mengadakan
kegiatan sosial sehubungan meredanya konflik di Maluku yang diterapkan Darurat
Sipil sejak 5 hari yang lalu. Diantaranya dilaksanakan di Air Kuning, Ahuru,
Air Salobar, Leihitu, Kapaha, Lorong Putri, Talake, Tanah Rata, Bukit
Malintang, Batu Merah Dalam dan Laha.
Kegiatan sosial yang dilaksanakan secara besar-besaran dan serempak didukung
suasana terlihat agak tenang, walaupun demikian kaum Muslimin senantiasa
bersiaga penuh untuk menjaga kemungkinan yang terjadi. Laskar Jihad yang
berjumlahnya sekitar 5000 orang dan mengadakan bakti sosial mulai hari ini 1
Juli 2000 diantaranya, pengobatan cuma-cuma, pembinaan mental, khitanan massal,
kerja bakti, perbaikan masjid dan rumah-rumah penduduk, penyaluran sumbangan
massal kepada pengungsi dan penduduk di Ambon Maluku. Mengenai laporan
lengkapnya akan dikirimkan besok, tanggal 2 Juli 2000. Demikian laporan dari
Ambon via telpon pada tanggal 1 Juli 2000 pukul 09.00 WIB. (Imk,Rif).
2-3 Juli 2000
Situasi di Ambon mulai sedikit tenang pada tanggal 2 Juli
2000 pukul 23.00 WIT, kembali dipancing oleh ulah Kristen RMS agar Muslimin
melanggar aturan Penguasa Darurat Sipil Maluku, Saleh Latuconsina. Gangguan
keamanan dengan diawali ledakan bom tingkat menengah dan pembakaran rumah,
memang sempat membuat Muslimin emosi. Namun mengingat waktu telah menunjukkan
pukul 23.00 WIT, maka Muslimin sesuai kesepakatan dengan pemerintah Darurat
Sipil Maluku mengurungkan niatnya untuk melayani pancingan RMS Kristen.
Kejadian ini terjadi di desa yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan
RMS Kristen seperti di Ahuru, Poka dan beberapa tempat lainnya.
Inilah bukti kesekian kalinya bahwa RMS Kristen tidak jemu-jemunya menganggu,
merusuh, membuat onar di propinsi Seribu Pulau ini. Namun Alhamdulillah,
dengan diberlakukannya Darurat Sipil di Maluku, Muslimin yang telah memberikan
senjatanya secara sukarela kepada pemerintah setempat yang dikoordinir oleh
Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, dapat melaksanakan kegiatan Sosial
kembali. Kegiatan Sosial untuk Muslimin yang tertindas di bumi Maluku ini
diantaranya dilaksanakan di daerah Air Kuning, Ahuru, Air Salobar, Leihitu,
Kapaha, Lorong Putri, Talake, Tanah Rata, Bukit Malintang, Batu Merah Dalam
dan Laha.
Agaknya ancaman pemerintah Darurat Sipil Maluku bukan gertak sambal biasa.
Pemerintah yang didukung personel Kostrad, Brimob dan Marinir dari berbagai
kesatuan melakukan sweeping di daerah Muslimin di Galunggung, Batu Merah Dalam
dan tempat lainnya. Kesatuan dari TNI AD diantaranya didukung oleh Kostrad 121
dan 509 Jember. Serta-merta Laskar Jihad Ahlu Sunnah segera bergabung untuk
mengkoordinir Muslimin agar rela memberikan senjatanya pada Pemerintah untuk
membuktikan kesekian kalinya bahwa Muslimin bukan perusuh melainkan RMS
Kristenlah yang tepat dituding sebagai perongrong kewibawaan Pemerintah dan
Muslimin.
Kegiatan Bakti Sosial yang dipelopori dan dimotori oleh Divisi Kesehatan
Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di Ambon yang dipimpin oleh Dokter Nur
Kholid, yang paling berkesan bagi masyarakat Muslimin diantaranya Khitanan
Massal dan Pengobatan Gratis. Khitanan massal yang dilaksanakan oleh Tim Medis
Laskar Jihad ditangani langsung oleh Dokter-dokter Senior, Co Ass Dokter Muda,
Perawat Medis dan mahasiswa Kedokteran dari berbagai perguruan tinggi negeri
yang bergabung dengan Divisi Kesehatan Laskar Jihad. Prosesi khitan yang di
waktu krisis dan kacau di Ambon dipatok biaya lebih dari Rp. 100.000 oleh
dokter setempat. Maka kesempatan emas untuk mengikuti Sunnah Rasulullah serta
Sunnah Nabiyullah Ibrahim 'alaihis salam yang diberikan cuma-cuma oleh
Divisi Kesehatan tidak disia-siakan oleh Muslimin Maluku. Disebabkan tepat dan
mengenanya misi Laskar Jihad inilah sehingga muncul rumor yang berkembang di
kalangan Muslimin yang mendapatkan layanan Kesehatan cuma-cuma yakni lebih
enak berobat pada Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah karena pelayanannya baik
dan memuaskan.
Melihat banyaknya peserta dari daerah Laha yang mencapai hampir 100 anak yang
mendaftar dengan umur berkisar antara 3 sampai 10 tahun, membuat Tim Khitanan
Massal sempat kelabakan. Pasalnya, waktu yang disediakan buat khitanan massal
di daerah ini hanya dua hari, sehingga praktis hanya 37 anak yang telah
terkhitan, selebihnya ditangguhkan hari berikutnya. Sedangkan di daerah Air
Salobar baru dikhitan 16 anak dari puluhan putra Muslimin setempat. Di daerah
lainnya seperti di Kapaha, Talake dan Tanah Rata dilaksanakan pada hari
berikutnya.
Adapun kegiatan yang rutin dari Laskar Jihad yang selama terbengkalai menyusul
adanya serangan Kristen RMS mulai 1 Juli 2000 kembali diaktifkan. Kegiatan ini
merupakan porsi terbesar dalam Time Schedule Laskar Jihad Ahlu Sunnah
wal Jamaah selama berada di wilayah Maluku. Kegiatan proses belajar-mengajar
di SD, SMP, SMU darurat terus dilaksanakan, sedangkan pengajian terus
digencarkan. Kali ini Laskar Jihad bersama warga setempat walaupun diguyur
hujan deras, kerja bakti membersihkan pelabuhan Yos Sudarso Ambon dari sampah
yang menggenang di pantai pelabuhan Ambon ini. Tanpa peduli hujan membasahi
sekujur tubuh, Laskar Jihad dan Muslimin setempat bahu-membahu memindahkan
sampah dari Pelabuhan menuju Tempat Pembuangan Akhir Sampah di lembah Gunung
Wara. Aneka ragam kegiatan sosial ini dimulai pukul 08.00 WIT hingga waktu
Dhuhur, kemudian diteruskan hingga pukul 13.00 WIT
Menanggapi Kegiatan Sosial Laskar Jihad sejak 1 Juli 2000 ini, justru
pendukung RMS Kristen menuduh Penguasa Darurat Sipil Saleh Latuconsina yang
sebenarnya sejak awal setia mengayomi Kristen RMS dengan pernyataan salah
seorang tokoh pendukung RMS Kristen. Pendeta dr. Josef M Pattiasiana, mantan
Sekjen Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) dalam Obrolan Merdeka di Hotel
Menara Peninsula, Jakarta, Sabtu (1/7/2000). Pdt Josef mengusulkan agar
Gubernur Maluku diganti, "Kalau pangdamnya sudah diganti, gubernurnya
juga harus diganti supaya ada langkah konkret," ujar Josef. Dia menilai
gubernur tidak dapat menyelesaikan konflik di daerahnya. "Misalnya
mengizinkan Laskar Jihad masuk. Meskipun dengan alasan kegiatan sosial, tapi
itu kan tidak terbukti. Mereka terlibat dalam pertikaian," papar Josef.
Bahkan pendeta yang tidak punya rasa kebangsaan ini lebih percaya kepada PBB,
organisasi konspirasi Kristen Internasional daripada pemerintah Darurat Sipil
Maluku sendiri. Pendeta ini menyatakan jika darurat sipil tidak juga dapat
menyelesaikan masalah, Dewan Gereja Indonesia akan mengusulkan pada dewan
gereja sedunia dan Asia supaya mengirimkan pasukan perdamaian PBB.
Memang keterlibatan Laskar Jihad di Maluku tidak lepas dari upaya membela diri
sebagaimana seluruh makhluk hidup yang bernyawa membela diri ketika diserang
oleh musuhnya, dalam hal ini Pasukan Merah RMS Kristen pimpinan Agus Watimena.
Apakah sesama Muslimin rela menyerahkan nyawa saudaranya disikat oleh tembakan
AK 47, M16 dan senjata standar maupun rakitan milik RMS pengkhianat Negara
Kesatuan ini ?. Demikian juga sikap Kristen Indonesia bahkan Internasional
yang nampak jelas berkomentar menyayangkan kekalahan Kristen di dua medan
pertempuran, di propinsi Maluku dan Maluku Utara ini. Demikian laporan
kegiatan hari ketiga kegiatan Sosial dan lainnya dari Posko Laskar Jihad di
Ambon via telpon (Imk, Ekj).
4 Juli 2000
Serangan balasan beruntun yang dilancarkan sejak tanggal 22
hingga 28 Juni 2000 yang lalu telah mengakibatkan kekalahan telak atas Kristen
RMS. Kekalahan ini merupakan pelajaran yang penting dan harus diingat oleh
Kristen RMS di Maluku, khususnya di Ambon agar tidak berbuat semena-mena
terhadap Islam dan Muslimin. Hal ini ditegaskan oleh Panglima Laskar Jihad
Ahlu Sunnah wal Jamaah Ustadz Ja'far Umar Tholib ketika ditemui oleh peliput
MHI pagi ini 4 Juli 2000 pukul 04.00 dinihari. Menurutnya, dengan pemberian
pelajaran tersebut maka saat ini RMS Kristen tidak lagi membusungkan dada dan
berfikir seribu kali untuk berurusan dengan ummat Islam.
Pasalnya, serangan balik Muslimin yang memikat perhatian dunia Internasinal
tersebut hanya dipicu oleh ulah Kristen RMS di Kampung Jawa dan Tantui yang
telah membunuh Yasmin (16) warga desa Galunggung, Kodya Ambon. "Dengan
pelajaran penting ini maka mereka harus berfikir berulang kali untuk menyakiti
ummat Islam, sebab saat ini kaum Muslimin sudah kompak untuk melakukan
perlawanan dan pembalasan kepada kaum Kristen RMS pemberontak, kalau ummat
sudah bersatu maka semua musuh ALLAH pasti akan hancur dan hal ini sudah dapat
disaksikan kita bersama," kata Panglima.
Sedangkan menurut tokoh Muslim Maluku, Brigjen (purn) Rustam Kastor,
keberhasilan luar biasa yang dicapai Muslimin sat ini merupakan titik tolak
kebangkitan kekuatan Muslimin di Ambon yang dalam beberapa waktu terakhir ini
mulai terpuruk. Sementara itu dari kalangan Muslimin menyatakan serangan
beruntun yang memporak-porandakan Kristen RMS tersebut merupakan reaksi dari
aksi-aksi yang dilancarkan oleh orang-orang gerakan separatis RMS selama ini.
"Dan itu masih belum seberapa dibandingkan dengan tindakan mereka
terhadap Muslimin hingga detik ini," kata seorang Muslimin. Dengan
demikian, Muslimin tetap bertekad menyingkirkan RMS Kristen dari bumi Maluku
secara bertahap dan terpadu.
Pemerintah yang menampakkan ketidak seriusan dalam upaya menangani dan
menindak tokoh-tokoh pemberontak RMS Kristen, menjadikan ummat Islamlah yang
angkat senjata menindak tokoh-tokoh pemberontak RMS Kristen untuk
menghancurkan mereka. "Saat ini kami telah mempersiapkan kekuatan yang
lebih besar untuk menghancurkan kaum Kristen RMS," kata seorang Muslimin.
Serangan awal yang dilancarkan Muslimin tersebut ternyata bukan hanya memaksa
kaum kafir RMS mengungsi ke berbagai wilayah di luar Ambon, bahkan hal ini
memaksa tokoh-tokoh Kristen RMS yang selama ini berteriak lantang sebagai
provokator juga melarikan diri. Menurut tokoh-tokoh Islam di Ambon, saat ini
banyak pejabat, tokoh-tokoh Persekutuan Gereja Maluku seperti John Mailoa,
melarikan diri ke Jakarta, bahkan ada yang sudah ke luar negeri seperti
Australia, Belanda untuk menyelamatkan diri. Tindakan budak-budak Belanda
tersebut ditempuh karena saat ini, borok-borok dan tindakan makar mereka telah
terbongkar dan mengalami kegagalan, sehingga mereka sembunyi di ketiaknya
orang-orang Eropa untuk mendapatkan perlindungan. "Lari kemanapun, mereka
(RMS) akan tetap kami kejar guna mempertanggung-jawabkan tindakannya selama
ini yang membantai ummat Islam," tegas Muslimin.
Dalam situasi Darurat Sipil di Maluku ini, contohnya adanya perusuh Kristen
RMS yang mencoba mengusik ketenangan dan kepatuhan Muslimin pada aturan
Pemerintah Darurat Sipil. Seorang penyusup RMS yang mencoba mengacau di
Waihaong, Kodya Ambon berhasil ditangkap (28/5) pada pukul 10.00 WIT dan
dieksekusi di tempat. "Begitu dipastikan dia penyusup RMS, kami langsung
menangkapnya," kata Muslimin. Dari tangan penyusup tersebut, Muslimin
menemukan perlengkapan pertempuran antara lain bom tangan, pisau tempur, buku,
senjata rakitan dan kitab Injil. Akhirnya, setelah digeledah Muslimin seketika
membunuh penyusup RMS Kristen ini.
Diantara kisah menyedihkan dari pengungsi RMS Kristen yakni tenggelamnya kapal
yang ditumpangi 400 pengungsi Kristen RMS asal Tobelo, Halmahera, Maluku Utara.
Setelah ditolak di berbagai daerah tujuan pengungsian seperti di Sorong dan
kota-kota di Irian Jaya, Kapal Motor (KM) Cahaya Bahari yang mengangkutnya
kandas ketika melintas di perairan Siau, Manado, Kamis petang (29/6) pukul
13.00 WIT. "Penolakan daerah tujuan pengungsian ini tidak lain karena
mengangkut pasukan RMS Kristen yang membawa senjata api dan khawatir
memperluas arena pertempuran, yakni diserangnya oleh Muslimin," demikian
jelas Panglima Pasukan Putih H. Abu Bakar Wahid Al-Banjari di Maluku Utara.
Beliau menambahkan, pasukan putih telah berhasil mengepung basis terakhir RMS
Kristen di Tobelo, Maluku Utara selama berhari-hari, karena terancam bahaya
kelaparan akhirnya mereka hengkang dari daerah jajahannya di Tobelo, Maluku
Utara.
Masih mengenai KM Cahaya Bahari, menurut berbagai sumber, kapal pengangkut
pengungsi tersebut tenggelam disebabkan penuhnya muatan penumpang yang
berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, termasuk didalamnya 38 pasukan RMS
Kristen yang cedera. KM Cahaya Bahari, yang tenggelam mengangkut sedikitnya 38
korban kerusuhan di Desa Duma, Kecamatan Galela, Maluku Utara, 19 Juni lalu,
yang luka-luka, bersama ratusan penumpang lainnya. Salah seorang staf Posko
Krisis Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH), Frans Mesdila, ketika
dikonfirmasi ANTARA, Jumat, mengatakan," Tiga puluh delapan orang itu
dievakuasi dari Rumah Sakit (RS) Bethesda, Tobelo, karena mengalami luka parah
pada berbagai bagian di tubuh akibat ledakan granat, bom, senjata rakitan dan
senjata api." Demikianlah makar musuh-musuh Negara dan Muslimin akan
selalu kandas dengan bantuan ALLAH Ta'ala. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Demikian dilaporkan oleh tim MHI dari Ambon via fax hari Selasa, tanggal 4
Juli 2000 pukul 05.00 WIT (Imk, Ekj)
5-6 Juli 2000
Menyikapi pemberlakuan Darurat Sipil di kota Ambon sejak
tanggal 28 Juni yang lalu dan penertiban persenjataan oleh aparat keamanan
yang digelar mulai tanggal 1 Juli ini, maka Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal
Jamaah menjawabnya dengan mengadakan berbagai bentuk kegiatan sosial yang
dilakukan serempak di seluruh kota Ambon sejak Sabtu (1/7) hingga hari ini
Kamis 6 Juli 2000.
Walaupun bukan untuk yang pertama kali dilakukan, kegiatan tersebut kembali
diselenggarakan secara serempak untuk memberikan penjelasan langsung kepada
penguasa daerah, aparat keamanan dan masyarakat pada umumnya, bahwa tujuan
pokok kedatangan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di Ambon adalah membawa
misi dakwah dan sosial. Dengan begitu diharapkan, penguasa daerah dan aparat
keamanan tidak lagi memberikan penilaian yang negatif terhadap keberadaan
Laskar Jihad dan kepada masyarakat luas diharapkan untuk dapat menempatkan
diri untuk bahu-membahu menjaga dan merebut kembali kota Ambon dari
cengkeraman RMS Kristen.
Sebagai awal kegiatan, pada hari Sabtu (1/7) dengan dipimpin Jundi Musthofa
selaku komandan Divisi Sosial Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, sekitar
5000 Muslimin bersama warga masyarakat mengadakan kerja bakti membersihkan
sampah yang menggunung dan menebarkan bau busuk di komplek pelabuhan Yos
Sudarso. Dan hari berikutnya, Ahad (2/7) hingga Kamis (6/7) lokasi kerja bakti
dilanjutkan ke arah Pasar Lama, Batu Merah dan tempat lainnya dimana kondisi
sampahnya lebih banyak dan sangat mengganggu hidung.
Walaupun kondisi kota Ambon diguyur hujan yang turun setiap
hari sejak malam hari, niat Laksar Jihad tidak surut, sehingga dalam kondisi
badan terguyur hujan mereka secara suka rela menaikkan sampah ke atas truk
untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan akhir di Wara. Menurut
sejumlah warga, sejak terjadinya kerusuhan, keberadaan sampah di Ambon memang
tidak ada yang mengurus sehingga di jalan-jalan terlihat dan tercium bau tidak
sedap yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut, apalagi kalau hujan akan
menimbulkan banjir.
"Adanya kegiatan Laskar Jihad membuat kami tergugah untuk
membersihkan dan mengatur sampah sendiri, bagaimanapun kami malu dengan
keadaan ini, karena justru Laskar Jihad yang berasal dari luar Ambon,"
kata sejumlah warga Muslimin setempat.
Sedangkan untuk kegiatan dakwah, kajian-kajian di masjid mulai dihidupkan
kembali setelah selama satu pekan terhenti akibat adanya pertempuran dengan
pihak Kristen RMS. Bahkan bersamaan dengan liburan sekolah (SD,SMP,SMU) kali
ini, tim Dewan Pembina Laskar Jihad yang dikoordinir oleh Ustadz Jauhari, Lc
mengadakan pesantren kilat di berbagai titik penempatan Laskar Jihad di
seluruh pulau Ambon.
Misi serupa juga dilaksanakan oleh Divisi Kesehatan Laskar Jihad. Tim yang
dipimpin oleh dr. Nurkholid ini menyelenggarakan pelayanan kepada ummat Islam
dalam bentuk pengobatan gratis, khitanan massal dan penyuluhan kesehatan, yang
dimulai sejak tanggal 1 Juli 2000. Bahkan saat ini Divisi Kesehatan telah
berhasil mendirikan rumah sakit darurat di Kebun Cengkih, Ambon yang
memberikan pelayanan umum secara cuma-cuma bagi seluruh masyarakat muslim.
Semua bentuk kegiatan tersebut bagi Laskar Jihad dan masyarakat bukan
merupakan hal yang baru, karena sejak kedatangan mereka di kota Ambon hingga
kini semua telah dilaksanakan, tetapi kali ini lebih dikhususkan agar semua
pihak menilai keberadaan Laskar Jihad di Ambon.
Sarang Kristen RMS di Ahuru Hancur
Tekad Muslimin Ambon untuk menghancurkan markas dan sarang-sarang pasukan
Kristen RMS yang selama ini merusuh di Maluku, pada hari Senin (2/7) sekitar
pukul 14.00 WIT kembali menuai hasil. Kali ini yang menjadi santapan Muslimin
adalah desa Ahuru dan Wai kec. Karang Panjang, Kodya Ambon.
Keberhasilan tersebut merupakan rangkaian serangan yang
dilancarkan Muslimin sejak pagi hari di wilayah Ahuru, yang diawali oleh
tindakan provokasi dari pihak Kristen RMS terhadap Muslimin pada malam harinya.
Dan setelah terjadi pertempuran berjam-jam, Muslimin berhasil mendesak pasukan
Kristen, dan memaksa orang-orang kafir RMS tersebut meninggalkan markasnya.
Melihat kondisi tersebut, Muslimin langsung merangsek ke depan dan langsung
membakar markas RMS di gereja Yacobus yang selama ini menjadi gudang
persenjataan dan pertahanan terkuat pasukan Kristen RMS di Ahuru. "Dengan
hancurnya gereja tersebut, maka saat ini di wilayah Ahuru sudah tidak ada lagi
gereja yang berdiri ," kata sejumlah Muslimin.
Dengan keadaan seperti itu maka, peluang Muslimin untuk melakukan penekanan
terhadap pasukan Kristen RMS dari arah Barat menuju ke arah kota Ambon semakin
terbuka dan dalam waktu dekat Muslimin akan melakukan penggempuran yang lebih
besar lagi.
Hingga kini, tim MHI mendapati Muslimin telah menguasai desa Poka, Rumah Tiga
dan Wailela, Kecamatan Baguala, Kodya Ambon
yang menjadi sarang RMS dan hingga berita ini ditulis pertempuran masih
berlanjut. Muslimin merencanakan menggalang pasukan gabungan yang lebih besar
dengan kekuatan penuh agar RMS Kristen segera sirna dari bumi Maluku. Demikian
laporan dari Posko Ambon tanggal 5 Juli 2000 pukul 07.30 WIB. (Ekj, Imk).
7 Juli 2000
Sikap pemerintah AS lewat corong Kongres AS yang disampaikan pada Kamis
(6/7/2000) waktu setempat pada AFP, nampak jelas sikap angkuh dan
campur tangannya pada konflik Maluku. Sebagaimana dimuat dalam MHI edisi lalu,
Muslimin berhasil mendesak RMS di Maluku maupun Maluku Utara, juru bicara AS,
Richard Boucher menyatakan bahwa embargo Militer akan terus dilakukan sampai
Indonesia memenuhi beberapa kondisi yang disyaratkan Kongres AS.
Embargo Militer AS tersebut berupa penundaan jual-beli suku cadang senjata
yang akan dicabut bila konflik Maluku yang memakan korban dari Kristen RMS
hingga ratusan orang pasukan merah. "Sekarang, tidak ada rencana untuk
mengirim alat-alat pertahanan," tegas Boucher. Boucher menegaskan bahwa
AS telah menunggu lama untuk penyelesaian konflik di Maluku. Demikian
transparannya konspirasi negara-negara Kristen Internasional dalam
menggerogoti Negara Kesatuan Republik Indonesia lewat gerakan RMS ini.
Namun penyelundupan senjata oleh pihak asing yang terus berlangsung lewat
jalur laut dan udara oleh negara-negara yang berkepentingan mengail ikan di
air keruh Maluku ini. Kepala Staf TNI-AL,
Laksamana TNI Achmad Sutjipto, mengungkapkan dugaan bahwa berbagai senjata api
yang beredar di Maluku Utara bisa berasal dari luar negeri (Australia,
Philipina, Amerika) dan pihaknya sudah menyerahkan kepada polisi berbagai
pihak yang menyelundupkan senjata itu.
"Asalnya masih rahasia. Bahwa yang biasa memiliki senjata dan peluru
adalah tentara, bisa dimengerti anggapan itu. Tetapi perlu diketahui, tidak
tertutup kemungkinan ada negara di luar yang bisa melakukan hal-hal seperti
itu," katanya kepada pers setelah menyerah-terimakan jabatan Panglima
Armabar TNI-AL, di Mako Armabar, Jakarta, Kamis (6/7/2000).
Setelah menyampaikan amanat itu, Sutjipto menyatakan, aksi penyelundupan
senjata dari luar negeri juga bisa terjadi di wilayah Papua, yang oleh
jajarannya senantiasa dilacak dan diselidiki asal muasal senjata itu.
Pasukan RMS Kristen yang lari kocar-kacir meninggalkan Maluku dan Maluku Utara
diantaranya ada yang lari ke Sorong, Irian Jaya. Disinyalir larinya pasukan
merah RMS Kristen ke Irian Jaya justru akan menyulut pemberontakan Papua
Merdeka, sebab RMS Kristen ini memliliki misi yang sama dan membawa serta
persenjataannya ke tempat pelarian. "Di Papua hingga kini belum ketahuan
titiknya dari laut. Semua wilayah laut nasional kita jaga terhadap kemungkinan
penyelundupan senjata, bukan cuma di Papua. Indikasi yang diberikan Pak Amien
Rais, tetap kita lakukan pencarian fisik, pelacakan dan sebagainya,"
lanjut Sutjipto.
Kapolda Irian Jaya, Brigjen Pol S.Y Wenas mengakui, saat ini pihaknya berhasil
menyita puluhan senjata rakitan dan senjata organik yang dibawa para pengungsi
Kristen dari Ambon. "Polres Sorong sudah berhasil menyita senjata-senjata
tersebut dan saat ini masih terus diselidiki," jelas Kapolda Wenas, di
Jayapura, Rabu kemarin. Perlu diselidiki lebih lanjut untuk dapat membuktikan
apakah mereka itu provokator, kata Wenas. Menurutnya, pihaknya saat ini belum
memperoleh laporan lebih lanjut dari Kapolres Sorong tentang penyelidikan
tersebut.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat telah ada laporan lebih lanjut tentang
kasus tersebut," ungkap Kapolda seraya menambahkan kasus yang terjadi di
Sorong itu hingga kini belum meluas ke wilayah lainnya di Irian Jaya
Sementara itu, kembali terjadi pertikaian antara Muslim dan RMS di Kec. Loloda
bagian utara pulau Halmahera, Kab. Maluku Utara, Senin (3/7) sekitar pukul
06.00 WIT, mengakibatkan korban dari pihak RMS empat tewas, delapan luka berat
dan ringan. Pertempuran yang sengit ini juga mengakibatkan 34 rumah rusak
terbakar, satu gedung sekolah dan satu gereja markas RMS Kristen. Pasukan RMS
yang tewas umumnya terkena bom rakitan, panah dan senjata rakitan, sementara
korban luka-luka dilaporkan telah dievakuasi ke Ternate (Imk, Ekj).